Ajang pemilihan Putra Putri Kebudayaan 2020 yang diselenggarakan oleh PPKI Lampung ini menyisakan kenangan tersendiri bagi Farah Tsania Mubarok siswi kelas XII SMK SMTI Bandar Lampung. Sania panggilan akrab gadis 17 tahun putri pasangan bapak Yasin Mubarok dan ibu Imma Nurmillah (alm), berhasil menyabet predikat Best Advokasi dalam ajang tersebut. Mengangkat permasalahan plastik dan penggunaan reuse-able bag untuk bagi pengguna kantong plastik,sania mendapatkan penilaian terbaik dari juri. Sania cukup gerah dengan kondisi lingkungan yang terganggu akibat menupuknya sampah plastik, mengingat sampah plastik yang cukup lama terurai di dalam tanah.
Sania mendapatkan ide untuk mengangkat permasalahan sampah plastik dan mengangkatnya dalam program advokasi di ajang ini saat sania mendapatkan materi pelajaran mengenai pengolahan limbah plastik di SMTI. Polimer plastik yang bermacam-macam ini membuat sampah plastik tersebut akan terurai lebih lama dan bahkan bisa mencapai ratusan tahun. Melalui permasalahan yang diperoleh sania saat belajar mengenai pengolahan limbah tersebut maka tergeraklah hatinya untuk mengangkat permasalahan sampah dan mengkampanyekan penggunaan reuse-able bag. Menurut sania reuse-able bag ini setidaknya dapat mengurangi penumpukan sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan hidup. Selain penggunaan resuse-able bag, penggunaan tumbler / botol minum pribadi juga sangat diharapkan untuk menurunkan penggunaan wadah plastik pembukus makanan dan minuman.
Seusai dinobatkan sebagai Best Advokasi Putri Kebudayaan Lampung 2020 ini tugas Sania bukanlah ringan. Sania harus mampu mengajak dan mengimbau masyarakat luas untuk membudayakan hidup sehat dan ramah dengan lingkungan, salah satunya ajakan untuk menyelamatkan lingkungan dengan menurunkan penggunaan plastik untuk kehidupan. Permasalahan sampah di laut dan pesisir pantai juga menjadi konsern sania kedepan sebagai Best Advokasi PPI Lampung. Menuurtnya pencemaran laut dari sampah khususnya di Lampung sudah cukup memprihatinkan. Banyak habitat laut yang hilang bahkan punah akibat pencemaran sampah.
Dalam program kerjanya Sania juga berencana membuat Bank Sampah, melalui program ini setidaknya dapat mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan sampah dengan ditingkatkan nilai ekonomisnya. Sampah yang selam ini dibuang ternyata masih bisa ditingkatkan nilai ekonomisnya, sebagian sampah masih bisa didaur ulang, tegasnya. Dengan adanya bank sampah ini setidaknya juga menambah penghasilan bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola sampah, khususnya sampah rumah tangga. Untuk mejalankan program ini Sania menggandeng SMK SMTI Bandar Lampung, tempat dimana Sania menuntut ilmu. Sania meyakini bahwa warga sekolah cukup terbantu, selama ini sampah hanya dibuang dan tidak bernilai dengan program bank sampah ini, setiap sampah bisa dikonversikan dengan sejumlah nominal, dan hasilnya bisa ditukar dalam bentuk uang. Lambat laun masyarakat akan teredukasi untuk tidak membuang sampah sembarangan, namun mulai mengelola dan pandai memilah dan memilih sampah untuk ditingkatkan nilai ekonomisnya.
Sania-pun bersyukur atas semua dukungan yang diberikan dari keluarga, sekolah dan teman-temanya dalam ajang ini, Sania sangat terbantu dengan lingkungan yang sangat mendukung bakatnya ini. Selanjutnya program advokasi yang telah dimulai Sania ini akan diikutsertakan dalam ajang serupa di tingkat nasioal.